14 Agustus 2011

Perebutan SMKNU Oleh MWC Berujung Bentrok

Pengambil alihan SMK NU Bululawang oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) setempat atas Yayasan Al Ma’arif diwarnai ricuh, kemarin. Ratusan siswa SMK NU Bululawang memprotes prosesi pelantikan Kasek baru oleh LP Maarif NU dan PC NU Kabupaten Malang. Polisi bersenjata lengkap diturunkan lantaran aksi sempat diwarnai baku hantam hingga perusakan sepeda motor polisi.

Saat Ramadan, MWC NU nekat menggelar pelantikan Kasek SMK NU yang baru. Padahal kisruh soal kepemilikan SMK yang melibatkan MWC NU dan Yayasan Al Ma’arif belum menemui titik temu. Akibatnya, pelantikan Kasek baru bentukan MWC NU menuai aksi protes dari ratusan siswa sekolah tersebut.

Tanda-tanda ricuh sudah mulai tampak sejak pukul 08.00 ketika MWC mulai menata tenda pelantikan di depan musola sekolah. Saat itu puluhan guru serta ratusan siswa tampak tak tenang. Para siswa bergerombol di depan kelas masing-masing menunggu perkembangan selanjutnya.

Saat itu sejumlah personil polisi dari Polsek Bululawang sudah berdatangan ke komplek sekolah senilai Rp 2 miliar itu. Areal sekolah itu merupakan komplek SMP dan SMK NU Bululawang. Saat peristiwa terjadi, siswa SMP tak ada di sekolah lantaran kelas masih dihuni siswa SMK.

Sekitar pukul 09.00 suasana mulai memanas, ketika ratusan siswa keluar dari kelas dengan membawa poster berisi kecaman. Mereka meminta agar Kepala Sekolah SMK yang lama yakni Mas’ud dan para guru tidak dipecat. Siswa juga meminta sekolah tetap dibawah yayasan Al Ma’arif.

Secara bersamaan mereka berarak ke kantor SMK NU di bagian depan. Mereka ingin menanyakan maksud pelantikan hari itu, kebetulan pengurus MWC NU dan Pengurus baru SMP-SMK NU Bululawang yang dibentuk oleh MWC sudah hadir.

Suasana makin memanas ketika sejumlah siswa melempar pot berisi tanah dan tanaman ke mobil berplat merah yang diduga pinjam pakai milik MWC NU. Polisi dan sejumlah banser yang ada di lokasi berhasil meredam aksi itu. Bahkan beberapa siswa berinisitif membersihkan tanah dan tanaman yang berserakan di mobil warna biru tersebut.

Kondisi kembali tak bisa dikendalikan ketika siswa mulai bergerak kembali ke kantor SMK. Kebetulan saat itu, di kantor sekolah ada pengurus MWC NU Sampun Prayitno dan Sueb Zuhri Ketua Pengurus SMP-SMK NU bentukan MWC. Diserbu siswa, kedua orang itu terbirit-birit melarikan diri.

Melihat gelagat itu, beberapa siswa sempat melemparkan karton dan kayu kepada keduanya. Lembaran sempat mengenai kepala Sampun Prayitno dan seorang petugas polisi. Tak puas, para siswa mengeluarkan caci-maki dan sumpah serapah kepada Sueb dan Sampun, sedangkan siswi putri menangis histeris.

‘’Kami tidak ingin digusur. SMK NU tetap milik Yayasan Al Ma’arif, jangan korbankan siswa,’’ teriak salah satu siswa. ‘’Tolong jangan rebut sekolah kami, biarkan kami tetap sekolah,’’ ujar siswi lainnya sambil menangis.
Karena tak kunjung ada jawaban dari Sueb dan Sampun, suasanapun semakin tak terkendali. Sejumlah siswa malah sempat baku hantam lantaran salah paham. Siswa yang lain mencoba mengendalikan rekannya yang marah, namun justru mereka saling dorong dan pukul.

Beruntung kondisi bisa dikendalikan oleh siswa lainnya. Salah satu siswi kemudian meminta Suaeb untuk menjawab pertanyaan siswa tentang pelantikan hari itu. Sueb yang didampingi polisi akhirnya memberanikan untuk maju ke hadapan siswa.
‘’Sekolah ini sebenarnya adalah tanah waqaf MWC NU, Nadhirnya ya NU, maka sekarang kami kelola,’’ ujar Sueb yang dijawab caci maki para siswa.

Lantaran di caci dan disumpahi siswa, Sueb kemudian mundur, polisi dan Banser terus berusaha menenangkan siswa. Seorang Polisi sempat meminta agar Sueb dan Sampun keluar dari sekolah sampai suasana tenang. Namun kedua orang itu bersikeras tetap bertahan di lokasi.

Polisi kemudian meminta Mas’ud Kepala Sekolah SMK NU untuk menenangkan situasi. Saat maju, para siswa menyambutnya dengan takbir kemudian merangkulnya. Para siswi juga tampak terharu dan menitikkan air mata. Beberapa menit berpidato, akhirnya para siswa berhasil diminta untuk mundur.

Kendati mundur namun para siswa tetap bertahan di sekolah, mereka menunggu proses selanjutnya. Saat bersamaan sekitar pukul 10.30 para petinggi PC NU dan Muslimat NU sudah mulai berdatangan ke lokasi. Diantaranya Ketua PC NU H. Solihin Mahfud, Sekretaris PC NU Abdul Mujib Syadzili.

Hadir pula Perwakilan Dinas Pendidikan Choirul Fathoni Kabid Tentis serta Ketua LP Ma’arif Kabupaten Malang HM Ali Arifin M.Si. Tampak pula Rois Syuriah MWC NU Bululawang KH Qadar Mabruri. Sang kiai kemudian juga menenangkan siswa, sehingga para siswa bubar kembali ke kelas.

Sekitar pukul 11.00, seluruh guru dan tamu dikumpulkan di musola sekolah untuk berdialog. Namun ternyata, di musola itu MWC tetap melangsungkan serah terima SK pelantikan Kasek. Saat para guru meminta waktu untuk berdialog, pengurus MWC Sampun Prayitno menolak, sehingga para guru walk out.
Proses pelantikan tetap berlangsung, sesaat kemudian polisi bersenjata dari Polres Malang tiba di lokasi. Sekitar pukul 12.00, Ketua LP Ma’arif Ali Arifin memberikan SK kepada Wakasek SMK NU tunjukan MWC yakni Agus Purwantoro. Para siswa sempat bergerombol namun berhasil ditenangkan oleh para guru agar diminta pulang.
Kendati para siswa telah pulang, polisi tetap berjaga untuk menunggu seluruh tamu pulang dari area sekolah. Usai prosesi pelantikan, Kapolsek Bululawang Kompol Mudjiono datang ke musala. Pria itu sempat marah kepada panitia lantaran tetap nekat menggelar pelantikan.

‘’Saya baru ditegur Kapolres, ini yang saya sayangkan, kenapa acara ini tetap digelar pada bulan Ramadan,’’ tegurnya kepada Suaeb. Mudji juga marah lantaran kegiatan itu berlangsung tanpa tanpa izin dari Kepolisian. Disisi lain seharusnya pihak MWC menahan diri dan tidak memaksakan pelantikan pada bulan Ramadan.

‘’Saya baru ada kondisi ini, dilapori anak buah ketika sedang rapat bersama Kapolres, saat itu HP saya matikan, begitu rapat selesai ternyata ada laporan seperti ini, bagaimana ini mana panitianya,’’ cecarnya.
Menurut Mudji, semestinya pelantikan digelar ketika para siswa sudah pulang dari sekolah. Kalau kondisinya seperti itu, polisi tidak bisa menjamin sepenuhnya bila terjadi amuk massa.

Mudji khawatir kondisi itu dimanfaatkan oleh pihak ketiga agar situasi keruh. ‘’Polisi bukan pemadam kebakaran, tolong diingat itu, makanya kalau ada kondisi seperti ini harus izin,’’ tegasnya.

Pengurus SMP-SMK NU yang baru, Sueb, kepada Malang Post mengaku bahwa pihaknya hanya mengirim pemberitahuan. Pelantikan tak bisa ditunda karena itu adalah amanah rapat. Dirinya tak mungkin meminta penundaan karena rapat sifatnya bukan individual. ’’Masak saya menunda-nunda, ini perintah rapat bukan atas suruhan perseorangan,’’ katanya ketus. (ary/avi)

malang-post.com
read more...

Siswa Demo Sebab Kepsek SMK NU Bululawang Diganti

 SMK NU Bululawang di Jl. Raya Bululawang no. 22 selama ini dikelola Yayasan Al Ma’arif dengan akte yayasan tertanggal 6 Agustus 1999. Yayasan yang dipimpin Syamsul Arifin SH (Hakim Pengadilan Agama Kepanjen) itu mengantongi SK pendirian Sekolah nomor 421.5/242/108.09/2000 tertanggal 11 Juli 2009.
Namun sejak bulan Februari 2010 lalu, gonjang-ganjing mulai terjadi, lantaran MWC NU Bululawang bersiap mengambil alih sekolah. MWC NU membentuk pengurus baru yang diketuai oleh Sueb Zuhri dengan SK nomor 93. Berkali-kali perundingan ternyata tidak juga menemui titik terang.

Sampai pada Juli 2011 saat ujian nasional, kondisi makin kritis lantaran yayasan baru menunjuk Kepala Sekolah SMK NU yang baru yakni Heri Sukirno dan Wakasek Agus Purwanto. Namun saat pelantikan kemarin, justru Heri Sukirno tidak hadir, sehingga SK hanya diserahkan kepada Agus Purwantoro.
’’Ini yang kami herankan, kenapa MWC menyerahkan sekolah kepada yayasan yang belum berbadan hukum, justru Yayasan yang berbadan hukum (Al Ma’arif) malah dibuang,’’ keluh Kasek SMK NU dari Yayasan Al Ma’arif Mas’ud kepada Malang Post.

Menurut Mas’ud, dia khawatir pengurus yang baru itu akan membuang para guru yang lama. Sehingga bila kondisi itu terjadi maka yang akan menjadi korban adalah para siswa. Dirinya sendiri pernah dipaksa oleh pengurus baru untuk menyetujui pernyataan kepengurusan Sueb.

’’Pengurus Yayasan Al Ma’arif Pak Syamsul Arifin sebenarnya ingin berunding, namun MWC tidak mau. Mereka ngotot paksakan diri, saya mau dipecat,’’ katanya.
Dari pihak MWC NU Bululawang Sampun Prayitno menegaskan, pihaknya sudah berusaha berunding. Bila pengurus baru bentukan MCW dituduh tidak berbadan hukum, Sampun balik menuding Yayasan Al Ma’arif. Pasalnya, Al Ma’arif dianggap menyalahi Undang-undang nomor 28 tahun 2004 tentang yayasan.
’’Merujuk pasal 71 ayat 4, yayasan Al Ma’arif tidak sah karena tidak memiliki izin Menkumham dan registrasi. Pembentukannya juga fiktif karena tidak dilaporkan oleh notaris Edi Jauzi ke Majelis Pengawas Daerah,’’ tegasnya.
Sampun sendiri menegaskan, pengurus yang baru tidak bermaksud mengganti para guru. Dia mengatakan, Mas’ud sendiri sudah pernah membuat pernyataan mengikuti SK 93. Bahkan pernyataan yang mengamini kepemimpinan Sueb itu juga bermaterai. ’’Yang saya sesalkan siswa ini digerakkan,’’ tuduhnya.
Ketua LP Ma’arif Ali Arifin sendiri menegaskan, sekolah itu saat ini dikembalikan ke MWC. Menurut dia, sesuai surat yang dipegang pengurus, tanah sekolah adalah nadzir NU. Ke depan untuk kelanjutan para guru akan dimusyawarahkan terlebih dahulu.

’’Nadzirnya NU ini sudah ada sertifikatnya kok, kalau soal asal-usul tanah saya kurang paham,’’ ujarnya.
Sementara itu, Pengurus Yayasan Al Ma’arif Syamsul Arifin SH menyesalkan adanya pelantikan. Yang dia sayangkan, MWC tetap memaksakan pelantikan pada bulan Ramadan. Sehingga psikologis siswa juga terganggu kemudian munculnya aksi protes seperti itu.
’’Saya baru dengar kabar. Yayasan Al Ma’arif siap kalau dibawa ke ranah hukum, mestinya jangan dilantik Ramadan, entah kenapa kok terburu-buru, sekolah ini nilainya sekitar Rp 2 miliar,’’ pungkasnya. (ary/avi)

http://www.malang-post.com
read more...

8 Juli 2011

Dihakimi Massa Setelah Memggarong Bengkel Di Bakalan

BULULAWANG– Warga Jalan Raya Bakalan Krajan II, Bululawang, dini hari kemarin ngamuk. Mereka menghakimi Aris Bahtiar, warga RT08 RW01, Desa Sedayu, Turen hingga babak belur. Pemuda berusia 29 tahun ini, dihajar setelah kepergok mencuri di bengkel Teguh Motor milik Teguh Mulyono, warga sekitar.

Sementara satu pelaku lainnya yang diketahui bernama Edi, warga Desa Krebet, Bululawang, berhasil kabur dari kepungan warga. Sebagai barang bukti kejahatannya, petugas mengamankan dua buah dongkrak lipat, rantai katrol, treker serta sepeda motor Suzuki Shogun yang dijadikan sarana pencurian.

“Barang bukti tersebut kami amankan di sekitar TKP. Dan untuk pelaku yang kabur, identitasnya sudah kami kantongi dan saat ini masih dalam pengejaran,” ungkap Kapolsek Bululawang, Kompol Mudjiono.

Pencurian itu sendiri, dini hari kemarin terjadi sekitar pukul 01.00 ketika korban dalam keadaan tidur. Sebelum beraksi, tersangka Aris serta temannya Edi yang masih kabur janjian ketemuan di simpang tiga Jalan Raya Krebet, Bululawang. Begitu bertemu, dengan berboncengan sepeda motor Suzuki Shogun milik Aris, keduanya berangkat menuju bengkel Teguh Motor milik korban.

“Sebelumnya kami memang sudah merencanakan aksi pencurian tersebut, sekitar empat hari lalu. Begitu ada waktu yang tepat, kami langsung sepakat untuk beraksi,” ungkap Aris Bahtiar, kepada Malang Post.

Sampai di lokasi, keduanya lalu memarkir motornya beberapa meter dari bengkel. Selanjutnya melalui pintu belakang yang tidak terkunci, mereka masuk ke dalam bengkel. Di dalam itu, mereka mencuri beberapa alat bengkel itu yang kemudian dimasukkan ke dalam karung plastik.

Namun, meski sudah direncanakan matang-matang, tetapi aksi pencurian mereka tidak berjalan mulus. Beberapa warga serta perangkat desa yang malam itu sedang ronda, curiga dengan motor yang diparkir tanpa pemilik. Diyakini bahwa motor itu milik pencuri, warga lalu memutuskan untuk menyanggongnya.

Hasilnya, ketika keduanya keluar dari bengkel dengan membawa hasil curian, warga yang melihat lantas meneriaki maling dan berusaha menangkapnya. Tetapi, dari dua pelaku hanya Aris yang berhasil ditangkap dan digebuki warga. Sedangkan Edi, saat itu berhasil kabur dengan memanfaatkan situasi yang gelap.

“Besi hasil curian tersebut, sedianya akan saya jual kiloan kepada pengepul besi. Satu kilogram biasanya saya jual Rp 2.500. Uangnya saya gunakan untuk makan dan beli rokok,” tutur Aris yang mengaku bekerja sebagai pengamen di bus ini. Sementara itu, dalam perkembangan penyidikan petugas, diketahui kalau Aris ini, tidak hanya sekali itu saja mencuri. Dia mengaku sudah lima kali itu mencuri. Sebelumnya, dia pernah mencuri besi sekali di Dampit, serta kali di Gondanglegi serta mencuri ayam di Desa Sudimoro, Bululawang. (agp/mar)
read more...

Mobil PNS Warga Wandanpuro Raib Dicuri

BULULAWANG-Nasib apes dialami keluarga Sunaryo, 47 tahun warga Jalan Sidodadi I, Desa Wandanpuro, Kecamatan Bululawang, Kamis dini hari. Mobil carry Suzuki Waigon N 1374 DR yang diparkir di halaman depan rumahnya, amblas dibawa pelaku diperkirakan lebih dari tiga orang. Akibat kejadian itu, korban yang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Polsek Tajinan, pun mengalami kerugian sekitar Rp 40 juta.

Aksi pencurian kali pertama diketahui istri korban, Robiyati, 46 tahun, saat hendak salat Subuh di dalam rumah. Seperti biasa, saksi dini hari itu bangun dan hendak mematikan lampu depan rumahnya. Hanya saja, usai mematikan lampu dan membuka kelambu jendela rumah, saksi dibuat terkejut melihat mobil yang sudah dua tahun terakhir di depan rumah, sudah tidak ada di tempat.

Curiga dengan mobilnya yang tiba-tiba raib, saksi pun lalu membangunkan suaminya. “Pagar rumah saat itu juga sudah dalam kondisi terbuka. Kebetulan, selama ini atau sudah 2 tahun terakhir, memang biasa diparkir di depan dengan pagar rumah tidak dikunci,” ujar Robiyati.

Nyatanya, saat dicek hingga depan rumah, mobil tidak kunjung ditemukan. Justru, tetangga korban yang rumahnya di bagian Barat, dini hari sekitar pukul 02.00, sempat memergoki tiga orang mendorong mobil dengan diawasi mobil warna silver di lokasi yang tidak jauh dari tiga pelaku mencorong kendaraan.“Tetangga saya sebenarnya ada yang tahu. Namun, mereka tidak menyangka kalau yang mendorong itu adalah pelaku pencurian. Itu karena, tidak jauh dari pelaku mendorong mobil, juga ada satu mobil lainnya yang diduga milik kawanan pelaku. Makanya, disangka kalau mobil itu tengah mogok dan hendak ditarik,” terang saksi.

Terkait kejadian itu, saksi mengaku, sudah melaporkan kejadian ke Mapolsek Bululawang. Bahkan, aksi pencurian sendiri sebenarnya bukan sekali itu terjadi. Namun, sekitar tiga tahun lalu, dua motornya juga raib disikat kawanan pelaku dari arah belakang rumah.

“Dulu malah dua motor saya juga hilang. Hanya saja, hilangnya ketika itu saat kendaraan di parkir di ruang belakang. Kawanan pelaku masuk melalui dapur dan membawa kabur motor dan helm,” tambahnya. (sit/nug)
read more...

Dilindas Truk Tanki Di Depan Gg Ilyas Bululawang ,Pengendara Mio Tewas

Nasib tragis dialami Bedjo, 64 tahun, warga Jalan Pendowo, Kelurahan/Kecamatan Lawang, pagi kemarin. Korban yang mengendarai motor Yamaha Mio, N 5445 JN meregang nyawa akibat dilindas truk tangki BBM, L 8908 UQ yang disopiri Buari, 50 tahun, warga Desa Talok, Turen di Jalan Raya Bululawang, persisnya kilometer 00-01 Bululawang-Pakisaji.

Untuk kepentingan penyidikan, truk berikut sopir diamankan di Mapolres Malang.
Peristiwa sendiri, diperoleh keterangan ketika kedua kendaraan yang terlibat tabrakan itu, sama-sama melaju dari arah utara. Hanya saja, saat sebelum tabrakan, posisi korban berada di depan truk tangki.

Saat tiba di lokasi kejadian, korban bermaksud mendahului motor tidak dikenal yang sama-sama melaju searah. Namun, karena saat mendahului dari kanan kurang haluan, setir motor sebelah kiri korban bersinggungan dengan motor yang akan disalipnya. Saat itulah, korban hilang keseimbangan sehingga membuat motornya jatuh ke kiri. Sementara korbannya, justru jatuh ke kanan.

Karena pada saat bersamaan dari belakang melaju truk tangki dari arah sama, tak ayal ban kiri truk langsung mengenai korban. “Sikap kekurang hati-hatian sangat diperlukan saat berkendaraan. Karena kurang hati-hati itu pula, korban pun akhirnya meninggal dunia di lokasi,” kata Kanit Laka Polres Malang, Ipda Fadli Amri.
read more...

Di Depan mapolsek Bululawang Pencuri Dihakimi Massa


BULULAWANG–Warga sekitar Jalan Raya Bululawang ramai-ramai menghajar Ayip, 51 tahun, warga RT01 RW07, Dusun Pandelegan, Desa Sumberejo, Pandaan-Pasuruan, Selasa lalu hingga babak belur. Dia dijadikan bulan-bulanan warga setelah tertangkap mencuri tas berisi pakaian dan HP milik seorang guru, Basori, 48 tahun, warga Perum Turen Permai, Desa Talangsuko, Turen.

Aksi amuk massa itu berada jalan raya depan Mapolsek Bululawang, sehingga begitu mengetahui ada seorang pencuri dihajar, petugas langsung mengamankan tersangka beserta tas berisi HP dan pakaian yang dicuri.

“Mungkin jika kami terlambat sedikit, kondisi tersangka sudah lain lagi,” ungkap Kapolsek Bululawang, Kompol Mudjiono.

Diperoleh keterangan, aksi pencurian tersebut terjadi sekitar pukul 10.30. Ceritanya, korban bersama beberapa rombongan guru hendak mengikuti seminar di Kecamatan Dau. Rombongan sendiri menggunakan tiga mobil.

Korban berada di mobil Panther bersama dua guru yaitu Dzulfan serta Bawon. Dalam perjalanan, rombongan terlebih dahulu berhenti di Indomaret di depan Mapolsek Bululawang, untuk membeli makanan dan minuman.

Ketika berhenti, semua penumpang di mobil turun. Dan saat mobil parkir itulah, tersangka yang saat itu berjalan dari selatan serta melihat ada HP dalam tas di jok mobil. Selanjutnya dengan mengawasi keadaan aman, tersangka membuka pintu mobil lalu mengambil tas dan kabur ke utara.

Namun, belum sempat kabur jauh, ternyata aksinya dipergoki oleh Deni Hidayat, salah satu rombongan yang berada di mobil pertama. Kontan Deni langsung menangkapnya sembari berteriak maling. Warga sekitar yang mendengar teriakan itu lantas berdatangan yang kemudian menghajar tersangka.

“Saya ke Malang, ingin melihat Masjid Tiban di Turen, yang dikenal sangat megah dan indah. Saya datang dari Pandaan dengan naik bus dan turun di Gadang. Lalu naik angkot dan turun di Bululawang. Saat berjalan mencari warung, saya melihat ada HP, akhirnya langsung saya ambil. Tidak tahunya malah ketahuan dan dipukuli orang banyak,” jelas Ayip, sembari mengaku juga berniat mengunjungi rumah saudaranya di Sumbermanjing Wetan.(agp/jon)
read more...

5 Mei 2011

PEMANCINGAN "FARIIZ BS" DAN JUAL IKAN SEGAR & AYAM KAMPUNG

PEMANCINGAN "FARIIZ BS" DAN JUAL IKAN SEGAR & AYAM KAMPUNG

Pemancingan 'FARIIZ BS' Jln sidumukti 1/6 wandanpuro bululawang malang mengadakan LOMBA mancing ikan lele tiap hari minggu 11.00 sampai selesai dan GALATAMA malam sabtu...kolam 190 lapak, tempat strategis 4km arah selatan pasar besar gadang masuk 75 meter dari Jln besar malang turen juga tersedia ikan-ikan segar gurameh,nila,mujaer,dan lele serta dilengkapi mainan anak2 dan warung kopi
read more...

Sungai Yang Mengalir Di Atas Sungai Di Bululawang Timur

Berawal dari ngobrol ringan tentang lokasi landscape yang menarik di daerah Malang yang bisa ditempuh dengan mudah tiba-tiba teman saya yang bernama Dani mengusulkan jembatan yang tidak jauh dari lokasi tempat tinggalnya di daerah bululawang. Gayung pun bersambut, bareng beberapa rekan se jurusan kami pun menyatroni lokasi pada sore hari.

Jembatan ini menurut teman saya merupakan peninggalan jaman penjajahan Belanda. Sesuatu unik dari jembatan ini adalah ternyata fungsinya sebagai jembatan aliran sungai buatan bukan sebagai jembatan yang memang khusus dibangun untuk manusia. di sisi kiri dan kanan jemban ini disediakan jalan setapak yang bisa dilalui manusia namun hanya satu sisi yang diberi pegangan jadi kalau mau nyeberang di sisi satunya yaaa sama dengan adu nyali hehehe… walaupun sudah diberi pegangan namun karena memang jalannya setapak pengguna jembatan ini kudu hati-hati dalam berjalan, namun lebih gilanya lagi ternyata warga lokal bisa mengemudikan sepeda di jalan yang sempit ini
Fakta unik selanjutnya adalah ketika saya turun dan melihat bangunan dari bawah ternyata penyangga atau mungkin lebih tepatnya disebut pondasi (sekali lagi kalau tidak salah, saya bukan ahli bangunan) bangunan ini dibangun menggunakan Batu Bata bukan menggunakan Batu Kali seperti lazimnya bangunan yang memang dirancang untuk jangka waktu yang lama.
Lokasi jembatan ini sendiri berada sekitar 200 meter sebelah Tenggara (kalau ga salah) dari Masjid Sabilit Taqwa Bululawang yang berwarna hijau.
read more...

Motor Milik Warga Wandanpuro Dipakai Jambret

Aksi pelaku jambret kembali berhasil digagalkan oleh korbannya. Jika sehari sebelumnya pasangan suami istri warga Pakisaji, kemarin siang giliran wanita hamil tua, yang berhasil menggagalkannya. Adalah Yuyun Muliana, 27 tahun, warga Jalan Ahmad Yani, RT03 RW02, Desa Tawangrejeni, Turen.

Meski pelaku jambret yang diketahui beraksi seorang diri berhasil kabur dari kejaran warga, namun sepeda motor Yamaha Jupiter MX, N 3420 FN, yang digunakan sebagai sarana aksinya berhasil diamankan setelah tertinggal di TKP. Ironisnya, sepeda motor yang kini diamankan di Mapolsek Turen sebagai barang bukti itu, diduga juga dari hasil kejahatan karena nomor rangka (noka), nomor mesin (nosin) serta kunci kontak sudah rusak.

“Untuk pelakunya masih kami selidiki. Dari keterangan saksi dan korban, pelaku diketahui memakai helm teropong, memakai baju warna abu-abu, memakai celana warna gelap serta memakai sepatu,” ungkap Kapolsek Turen, Kompol Agus Suryoso. Sedangkan untuk sepeda motor sendiri, kata Kapolsek, dari hasil penyelidikan diketahui adalah milik Lailatul Istiqomah, warga Jalan Sidomukti, Desa Wandanpuro, Bululawang. “Namun, apakah motor itu benar dari hasil curian, kami masih menunggu pemiliknya sesuai data yang ada di kantor Samsat,” ujarnya.

Sementara itu, aksi jambret yang dialami Yuyun sendiri terjadi di Jalan Raya Tawangrejeni, Turen, sekitar pukul 12.00. Ceritanya, bermula saat Yuyun dalam perjalanan pulang dari arah selatan ke utara, dengan dibonceng sepeda motor Yamaha Mio oleh temannya, Lilik Susilowati, 25 tahun, setelah dari membeli sesuatu di toko. Saat dalam perjalanan pulang itu, korban dibuntuti oleh motor pelaku. Begitu di TKP yang kondisinya sepi, pelaku lalu memepet motor yang ditumpangi korban, yang selanjutnya merampas kalung emas seberat 15 gram. Korban yang sadar kalungnya dirampas, lalu berusaha mempertahankan hingga terjadi tarik menarik antara korban dengan pelaku, hingga membuat korban dan pelaku terjatuh dari motor. Saat terjatuh itulah, korban lalu berteriak minta tolong kepada warga sekitar. Pelaku sendiri yang mungkin ketakutan, lalu melarikan diri tanpa mendapatkan hasil. Bahkan sepeda motor pelaku juga ditinggal di TKP. (agp/mar)

Sumber :http://www.malang-post.com/index.php?option=com_content&view=article&id=27475:wanita-hamil-gagalkan-jambret-&catid=48:kriminal&Itemid=74
read more...

Gara - gara Ngantuk Jatuh Dari Motor Ditabrak Jip Di Krebet

Peristiwa yang terjadi di Jalan Raya Krebet, Bululawang, siang kemarin bisa menjadi pelajaran. Gara-gara tertidur saat dibonceng sepeda motor, Susanto, 46 tahun, warga Jalan Gatot Subroto, Dusun Tegosari, Desa Tanjo, Kota Denpasar harus kehilangan nyawanya. Dia tewas seketika di TKP dengan kondisi luka parah di kepalanya setelah ditabrak mobil Jeep. Jenazah korban sendiri, usai dievakuasi langsung dibawa ke kamar mayat RSSA Malang. Sementara mobil Jeep sendiri, yang tak diketahui identitasnya langsung kabur ke arah timur usai menabrak korban.

“Kasusnya sudah kami tangani. Dan kami sendiri masih menyelidiki dan mencari keterangan saksi untuk menentukan tersangkanya. Untuk mobil yang menabrak, saat ini masih kami selidiki,” ungkap Kaposlaka Bululawang, AKP Evi Retno.

Kecelakaan maut tersebut, terjadi sekitar pukul 13.30. Siang itu korban yang dibonceng oleh saudaranya, Muslimin, 45 tahun, warga Dusun Sonotengah, Desa Kebonagung, Pakisaji hendak pulang. Keduanya melaju dengan kecepatan sedang dari timur ke barat, dengan berboncengan sepeda motor Honda Supra N 3788 AF.

Sesampainya di TKP, korban yang diduga tertidur saat dibonceng ini, tiba-tiba jatuh dari motor ke samping kanan. Bersamaan dengan terjatuh itu, dari arah berlawanan, barat ke timur melaju mobil Jeep. Karena jarak cukup dekat, akhirnya tabrakan pun tak dapat dihindari. Korban langsung tewas di TKP. Sedangkan mobil Jeep dengan memanfaatkan situasi jalan sepi langsung kabur ke timur. Warga sekitar yang mengetahui kejadian itu, langsung berdatangan dengan maksud menolong korban. Namun karena korban sudah tidak bernyawa, warga lalu melaporkannya ke petugas Pos Laka Bululawang. (agp/mar)

Sumber
read more...

Gus Thoyib Tersangka Penipuan Dari Mabul Dikenal Sombong

Upaya H. M Thoyib atau Gus Thoyib untuk menyelesaikan permasalahan secara islah dengan mantan santrinya, nampaknya masih terbuka lebar. Alexander Wyvar alias Sandi menyatakan tidak akan mempermasalahkan jika pengasuh Ponpes Putri Roudlotul Muhsini Lilbanat tersebut mau menyelesaikan secara kekeluargaan. Sekalipun Sandi, sudah membuat laporan resmi penipuan dan penggelapan ke Polres Malang, Jumat siang lalu.

Hanya, untuk menyelesaikan secara islah tersebut ada beberapa hal yang harus disepakati. Yaitu, dia tidak mau dirugikan jika permasalahan itu harus diselesaikan islah. Begitu juga dengan Gus Thoyib, harus setuju dengan pengajuan yang diajukan Sandi melalui pengacaranya nanti.

“Sebetulnya dari awal kami sudah berupaya untuk menyelesaikan secara islah. Namun, Gu Thoyib sendiri yang tidak menanggapi surat somasi yang kami ajukan. Dan kalau memang sekarang mau islah, sebetulnya tidak ada masalah, tetapi juga harus melalui kuasa hukum saya, karena semua permasalahan ini sudah saya serahkan kepada pengacara,” ungkap Sandi.

Terkait besaran nominal utang Gus Thoyib yang diakui hanya sekitar Rp 400 juta, Sandi tidak mau komentar. Dia meminta soal itu dikonfirmasikan kepada kuasa hukumnya. Masalahnya, berapa jumlah kerugian akibat penipuan dan penggelapan uang yang dialaminya itu, semuanya dirinci oleh kuasa hukumnya Eko Budhi Prasetyo. Namun, pada saat laporan dulu, jumlah kerugian yang dialami Sandi, sekitar Rp 4,1 miliar.

Sementara, tentang tudingan pihak Gus Thoyib yang mengatakan bahwa ada pihak ketiga yang memprovokatorinya, tidak dibenarkan oleh Sandi. Laporan penipuan dan penggelapan ke Polres Malang itu, atas kehendak dirinya bukan orang lain. “Pihak ketiganya itu kedua anak saya. Farhan, 5 tahun dan Daniel, 2 tahun. Ketika kedua anak saya menangis dan meminta uang, sementara saya tidak punya uang, lalu apa yang saya berikan. Maka dari itu, karena saya ingat masih punya uang di Gus Thoyib, akhirnya saya minta untuk kedua anak saya tersebut,” ungkapnya.

Disisi lain, kabar laporan penipuan dan penggelapan uang yang dituduhkan kepada H M Thoyib atau Gus Thoyib, cukup menggemparkan warga sekitar. Warga sama sekali tidak mengira kalau orang yang disegani di wilayahnya, terlibat permasalahan hukum dengan mantan santrinya. Menurut beberapa warga sekitar, di Desa Kuwolu, Bululawang tersebut, Gus Thoyib merupakan pendatang. Dia adalah menantu dari Romo Kyai Muksin, pendiri Ponpes Roudlotul Muhsinin. Meski seorang pengasuh Ponpes, namun sifat Gus Thoyib terhadap warga sekitar tidak begitu harmonis.

Gus Thoyib dianggap warga terlalu sombong, tidak seperti saudara ipar ataupun mertuanya. “Berbeda dengan saudara-saudaranya dari istrinya. Ketika bertemu atau berpapasan dengan warga, entah jalan kaki atau naik mobil atau motor selalu menyapa. Tetapi kalau Gus Thoyib, sama sekali tidak pernah. Dia sombong,” terang warga sekitar. (agp/mar)
read more...

Rejo Dari Blambangan Bakar Lemari Karena Tidak Diberi Uang istrinya

Ulah Suparjo alias Rejo, 60 tahun, asal Dusun Blambangan RT02 RW01, Desa Krebet, Bululawang sungguh memalukan. Dia mengancam akan membunuh sang istri karena tak diberi tambahan uang untuk membeli sepeda motor. Beruntung Mutlinah, 55 tahun, istrinya langsung kabur ketakutan, Suparjo melampiaskan emosi dengan membakar lemari istrinya.

Residivis kasus penadahan barang curian pada tahun 1970 itu, membakar barang-barang istrinya. Dia juga membakar kompor gas milik Mutlinah yang memilih kabar ke rumah anak mereka di Desa Gading, Bululawang. Ibu dua anak kandung dan satu anak angkat itu takut dibunuh sang suami.

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (26/3) lalu, sekitar pukul 22.00 saat Suparjo meminta uang kepada sang istri. Saat itu, dia meminta Rp 1,5 juta untuk tambahan membeli sepeda motor. Sang istri tidak bersedia memberikan uang dan membuat Suparjo kalap dan mengancam membunuh.

“Korban langsung lari ke rumah sang anak, baru tahu bahwa barang-barangnya dibakar pada Minggu, kemudian lapor polisi karena takut,” tegas Kapolsek Bululawang, Kompol Mujiono SH. Peristiwa itu terjadi di rumah Tasemi, tak lain adalah ibu dari Suparjo. Selama ini pasangan itu belum pernah memiliki rumah sendiri. Hasil kerja Mutlinah selama empat tahun di Pulau Bali menjual makanan sudah dihabiskan oleh Suparjo untuk berbagai hal.

“Si istri mengaku sudah sering dipukuli suaminya baik di sawah, di jalan maupun di rumah, bakar-bakar benda juga sudah sering,” imbuh Kapolsek. Melihat penuturan sang istri, diketahui bahwa Suparjo memiliki sifat temperamental. Dia mudah kalap ketika keinginannya tidak terpenuhi sehingga mengamuk sedemikian rupa. Barang yang dibakar adalah seluruh pakaian istri, perabot rumah seperti sapu hingga kompor gas elpiji 3 kg. Suparjo sendiri mengaku bahwa perlakuan itu dipicu emosi. Kakek tujuh cucu itu mengatakan tak sanggup menahan diri karena ada masalah dengan istri. Dia menyadari perbuatannya dan siap menanggung masalah yang diperbuatnya. (ary/mar)
read more...

Pengamen Yang Kost Di Jl Gereja Gagal Curi Motor

Andai polisi tidak segera datang mengamankan, mungkin raga Iksan yang berusia 22 tahun ini sudah menjadi sasaran amukan warga Desa Sempalwadak Kecamatan Bululawang. Ya, warga Jalan Gereja Kecamatan Klojen ini, kemarin siang tertangkap tangan mencuri sepeda motor Yamaha Scorpion N 6988 EL milik Agus Tri Sulo warga setempat.
Beruntung petugas Polsek Bululawang yang tanggap setelah mendapat laporan langsung meluncur ke lokasi dan segera mengamankan pemuda asal Pamengkasan-Madura itu. Selanjutnya bersama barang bukti sepeda motor yang akan dicuri, dia digelandang ke Mapolsek Bululawang.

“Saat kami amankan, tersangka sudah di tengah kepungan warga. Jika kami sampai terlambat beberapa detik, mungkin dia sudah babak belur dihajar massa,” ungkap Kapolsek Bululawang, Kompol Mudjiono.

Aksi pencurian yang dilakukan Iksan kemarin terjadi sekitar pukul 10.45. Kisahnya, siang itu sebelum tertangkap massa, Iksan yang kesehariannya bekerja sebagai pengamen ini berangkat dari tempat tinggalnya untuk mengamen. Dia berangkat naik angkot dari Terminal Gadang turun di simpang tiga Krebet, Bululawang.
Begitu turun dari angkot, Iksan jalan kaki ke arah utara dan mengamen dari satu rumah ke rumah lain. Ketika mengamen di rumah Agus Tri Luso, tersangka melihat ada sepeda motor Yamaha Scorpion terparkir di teras rumah dengan kunci kontak masih nyantol.

Karena melihat rumah dalam kondisi sepi begitu juga sekitarnya, dengan santai Iksan mengambil motor kemudian berusaha kabur. Namun, belum sempat kabur jauh, aksinya dipergoki oleh korban yang kebetulan keluar rumah, dan langsung meneriaki maling hingga didengar warga sekitar.

Mungkin karena gugup lantaran aksinya dipergoki dan dikejar warga, tersangka jatuh dari motor. Warga pun yang melihat itu langsung menangkap yang kemudian menyerahkannya ke petugas Polsek Bululawang.

“Saya baru sekali ini saja mencuri. Dan sedianya, sepeda motor tersebut akan saya jual. Uang hasil penjualan motor itu sendiri akan saya gunakan untuk ongkos pulang kampung, karena saya kangen sama keluarga,” tutur Iksan, sembari mengaku baru tujuh bulan tinggal di Malang dan kos di Jalan Gereja itu.(agp/eno)
read more...

H.M. Thoyib Dari Mabul Siap Tuntut Balik Sandi


H.M Thoyib, Pimpinan Ponpes Putri Roudlotul Muhsinin Lilbanat, Jalan KH Ahmad Dahlan Al-Maqbul, Desa Kuwolu, Bululawang, akhirnya memenuhi panggilan penyidik Reskrim Polres Malang, kemarin siang. Pria yang akrab dipanggil Gus Thoyib ini, datang dengan didampingi penasehat hukumnya, Dwi Indrotito Cahyono. Mengenakan baju kuning kotak-kotak dirangkapi jaket kulit warna hitam, Gus Thoyib mulai menjalani pemeriksaan di ruang Idik IV Reskrim Polres Malang.

Dia diperiksa mulai sekitar pukul 10.30 sampai sekitar pukul 13.00.Dalam keterangannya, Gus Thoyib menyangkal semua tuduhan yang dilaporkan oleh mantan santrinya, Alexander Wyvar alias Sandi, 32 tahun. Menurutnya, apa yang dikatakan oleh Sandi, tidak benar. “Tidak ada unsur tindak pidana penipuan dan penggelapan yang dilakukan oleh klien saya. Semua yang dilakukan oleh klien saya adalah untuk kebutuhan Alexander Wyvar alias Sandi,” ungkap Dwi Indrotito Cahyono, SH. Menurut dia, kliennya memiliki bukti-bukti yang cukup kuat untuk membuktikan bahwa dirinya tidak ‘memakan’ harta warisan milik Sandi. Bahkan, ada sepuluh orang saksi yang sudah disiapkan oleh Gus Thoyib, untuk membuktikan bahwa Gus Thoyib sama sekali tidak bersalah.

“Kami mempunyai bukti buku tabungan BCA sekaligus bukti transfernya, yang nantinya bisa membuktikan bahwa klien kami tidak bersalah,” ujar Tito, sapaan akrab Dwi Indrotito Cahyono, SH. Katanya, bahwa uang yang dikatakan oleh Sandi, besarnya sekitar Rp 1, 3 miliar lebih dititipkan kepada Gus Thoyib itu, sebenarnya sama sekali tidak benar. Yang benar adalah hanya sekitar Rp 410 juta, sesuai dengan bukti transfer.
“Uang itu kemana ? Habis digunakan untuk pembelian tanah, sepeda motor, mobil serta membuka usaha pabrik Asbes di Kecamatan Wagir dan Wajak yang dikelolah oleh Sandi. Semua barang yang dibeli itu atas permintaan dan pengetahuan Sandi. Sebab uang di Gus Thoyib itu sifatnya hanya titip, dan jika Sandi ingin menginginkan sesuatu, dia yang meminta uang ke klien saya, bukannya klien saya yang meminta uang kepada Sandi,” terangnya.
Jika memang nantinya kliennya terbukti tidak bersalah ? Tito, menegaskan bahwa pihaknya pasti akan menuntut balik Alexander Wyvar alias Sandi. “Pasti akan saya tuntut balik, dengan tuduhan pencemaran nama baik,” katanya.
Sekedar diketahui, Gus Thoyib, dilaporkan Alexander Wyvar alias Sandi, 10 Maret lalu. Dia dituding menipu dan menggelapkan uang dan harta milik Sandi senilai Rp 4,1 miliar. (agp/mar)
read more...

Pemenang Rajawali Cup Untuk Sekolah Sepakbola Di Krebet

BULULAWANG - SSB Tunas Harapan asal Kecamatan Tirtoyudo dan SSB Batu Putra akhirnya tampil sebagai jawara Liga Anak Rajawali Cup yang digelar di lapangan Krebet, Bululawang, Selasa (26/4) kemarin sore. Tunas Harapan tampil sebagai jawara di kelompok usia 13 tahun sedangkan Batu Putra tampil sebagai jawara U-11 tahun.
Dipartai final U-11 tahun, SSB Batu Putra bertemu dengan SSB Boca Junior asal Kecamatan Pakis. Pertandingan kedua tim berlangsung cukup seru. Batu Putra mencetak gol terlebih dahulu melalui tendangan keras Faras di babak pertama. Sedangkan Boca Junior menyamakan kedudukan melalui Fajar di babak kedua.

Pertandingan terpaksa dilakukan adu pinalti karena hingga peluit panjang kedudukan tetap 1-1. Namun saat adu pinalti, kedudukan juga tetap imbang 2-2. Penentuan juara akhirnya ditentukan lewat tos. Saat dilakukan tos inilah, Batu Putra akhirnya dinyatakan sebagai jawara.

Sementara itu perebutan juara ketiga dan keempat bertemu tim Sinar Mas asal Turen menghadapi IPPOS asal Slorok. Pertandingan kedua tim yang berlangsung di bawah guyuran hujan deras itu berakhir imbang 0-0. Penentuan juara akhirnya ditentukan lewat adu pinalti yang dimenangkan Sinar Mas dengan skor 1-0. Dengan hasil ini Sinar Mas meraih juara III dan juara ke IV diraih IPPOS.

Sementara itu di kelompok U-13 tahun tim Tunas Harapan tampil sebagai juara tampa melakukan pertandingan partai final. Di partai semifinal Tunas Harapan mengalahkan Banteng Muda dengan skor tipis. Di partai semi final lainnya antara tuan rumah SSB Rajawali melawan SSB Darul Ulum terpaksa harus dihentikan karena adanya tindakan kurang sportif antar kedua tim saat pertandingan dengan skor 1-0 untuk SSB Rajawali. Sesuai kesepakatan panitian, akhirnya baik tim SSB Rajawali dan SSB Darul Ulum dinyatakan sebagai juara II bersama. Sedangkan juara ke III dinyatakan diraih oleh SSB Banteng Muda.

Sementara itu PG Krebet Baru selaku penyelenggara Rajawali Cup bersama Forum Sekolah Sepak Bola Malang Raya (FORSSMARA) tetap akan menggelar Liga Anak di tahun-tahun mendatang. Diharapan, pelaksanaan dari tahun ke tahun terus mengalami perbaikan.

‘’PG Krebet ikut peduli dengan pembinaan sepak bola sejak usia dini sehingga nantinya bisa memunculkan bibit-bibit pemain di masa mendatang. Harapan kami setiap tahun terus menggelar dalam rangka hari giling PG Krebet Baru,’’ jelas Manajer Taman PG Krebet baru A Jolly Lapian.(jon)
read more...

2 Siswa SMPN2 Bululawang Mundur Dari UN Karena Menikah

Untuk kali pertama seorang Kapolres menggelar inspeksi mendadak (sidak) pada pelaksaan ujian nasional SMP di Kabupaten Malang.
Kapolres Malang AKBP Rinto Djatmono melakukan sidak ke sejumlah SMP bersama Kepala Dinas Pendidikan Suwandi, kemarin. Dalam sidak itu, mereka menemukan dua siswi mundur dari ujian karena menikah.
Dalam sejarah, memang baru kali ini Kapolres bersedia turun langsung dan memantau pelaksaan sidak. Kepolisian memang memiliki kerjasama dengan Dinas Pendidikan terkait pengamanan naskah ujian. Disisi lain, Kepolisian juga memiliki kewajiban memantau pelaksaan ujian nasional.
Jauh sebelum sidak hari itu, Kapolres sebenarnya sudah turun memantau saat UN SMA beberapa waktu lalu. Langkah itu kembali dilakukan Rinto pada pelaksaan UN SMP hingga dua hari ke depan. Sidak itu cukup efektif karena membuat para joki ujian nasional tiarap.
Kapolres dan Kepala Dinas Pendidikan berangkat bersama dari Kepanjen sekitar pukul 08.00, kemarin. Mereka bertemu di SMP Negeri 1 Gondanglegi dan memantau pelaksaan ujian nasional selama lebih dari setengah jam.
Usai memantau di SMP itu, rombongan bergerak ke SMP Negeri 2 Bululawang yang terletak persis di depan pabrik gula Krebet. ’’Ini sudah komitmen kita untuk ikut mengawasi pelaksaan ujian nasional. Saya pastikan joki tidak ada,’’ tegasnya.
Kata Rinto, sebenarnya kepolisian sudah menerjunkan intelejen tak berseragam untuk mendeteksi kecurangan UN, seperti joki. Namun hal itu kurang lengkap bila dirinya selaku pimpinan tidak turun langsung ke lapangan.
Toh di lapangan dia juga bisa melihat kinerja anak buahnya yang diberi tugas mengamankan pelaksanaan ujian serta naskah ujian. ’’Pelaksaan ujian berjalan aman, dengan kerjasama sekolah dan intelejen maka saya pastikan tidak ada joki,’’ imbuhnya.
Selama sidak, Kapolres dan Kepala Dinas hanya memantau dari luar kelas sesuai aturan UN. Bila ingin melihat situasi kelas, kadangkala mereka juga mengintip dari jendela. Proses sidak itu nyaris tanpa suara karena khawatir mengganggu pelaksaan ujian nasional.
Di rayon 15 SMP Negeri 2 Bululawang, mereka menemukan ada tiga yang mundur dari pelaksaan ujian. Satu siswa mundur karena bekerja dan dua siswi mundur karena menikah.
Menariknya usai sidak, Rinto justru menjadi rebutan para pelajar SMP yang baru melakukan ujian nasional. Ada beberapa siswi SMP Negeri 2 Bululawang yang nekat menemui Rinto. Mereka sungkem kemudian minta doa restu agar bisa lulus ujian nasional.
‘’Saya doakan lulus semua tapi jangan lupa belajar ya,’’ pesannya.
Erisa Dwi Rahayu, siswi yang sungkem kepada Kapolres mengaku gembira dengan adanya perhatian dari pejabat seperti Kapolres dan Kepala Dinas Pendidikan. Makanya kesempatan itu tidak dilewatkan dengan meminta doa kepada Kapolres.
‘’Hari ini cukup sulit kami ujian matematika, selain belajar kami juga tak lupa berdoa, salah satunya ya minta doa kepada Kapolres seperti tadi. Kamis nanti masih ada ujian sulit yaitu IPA, doakan lulus ya mas,’’ urai Erisa didampingi dua rekannya Aninda dan Anggi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Malang Suwandi menegaskan bahwa jumlah peserta UN di sub rayon 15 (SMP N 2 Bululawang) berjumlah 509 siswa. Para peserta itu berasal dari delapan sekolah dan hanya ada tiga siswa yang mundur. Satu siswa mundur karena bekerja dan dua siswi mundur karena menikah.
’’Kami memberi kelonggaran pada siswa yang menikah untuk ujian susulan itu kalau mereka mau. Eman pendidikannya, kalau tak ujian sekarang berarti mereka bisa memperoleh ijazah lewat paket B,’’ terangnya.
Mengenai sidak yang dilakukan Kapolres, Suwandi sangat mengapresiasi karena hal itu tergolong langka. Sebelumnya tidak ada Kapolres yang turun langsung memantau pelaksaan UN. Biasanya Kapolres hanya memberikan rantai komando kepada intelejen untuk memantau lapangan.
’’Ini adalah langkah positif, tidak apa-apa, makin banyak yang memantau makin bagus, kami juga melibatkan pengawas independen dari Universitas Brawijaya juga,’’ katanya.
Sementara itu di Kota Malang, UN hari kedua kemarin banyak dikeluhkan siswa karena soal matematika yang sulit. Waktu dua jam yang disediakan untuk menyelesaikan 40 soal matematika dianggap tak cukup oleh peserta UN SMP di Kota Malang. Seperti diungkapkan siswa SMPN 1 Malang, Rizki Bahrudin. Menurutnya soal UN matematika membuatnya kehabisan energi.
“Sepertinya waktu dua jam saja tidak cukup, harusnya dengan soal seberat itu waktu mengerjakannya empat jam,” keluhnya.
Hal senada diungkapkan Roland Gasenda. Menurutnya soal UN jauh berbeda dengan soal try out yang diberikan oleh sekolah. Pada soal UN mereka harus hafal banyak rumus dan urutan soalnya tidak sesuai dengan standar kompetensi lulusan (SKL). “Yang jelas lebih susah dari try out,” ucapnya dengan wajah murung.
Di SMPN 13 Malang keluhan juga dilontarkan beberapa siswa. Bahkan tidak sedikit yang belum menyelesaikan semua soal. Kalau sudah demikian tanpa berfikir mereka mengarsir begitu saja sisa masih belum bisa dijawab.
“Waktunya kurang panjang, soalnya sulit sekali,” kata Rona Laili.
Matematika memang masih menjadi momok dalam pelaksanaan UN. Hal ini sebenarnya sudah diprediksi oleh Dinas Pendidikan Kota Malang. Dari hasil pemetaan try out terakhir sebanyak 2087 siswa SMP dinyatakan rawan tidak lulus pada mata pelajaran matematika. Jika dirinci siswa rawan tidak lulus ini terbanyak adalah di SMP swasta sebanyak 1753 orang, di SMP negeri sebanyak 319 orang dan di SMP terbuka sebanyak 15 orang.
Selain matematika, mata ujian yang juga masih rawan angka ketidaklulusannya adalah bahasa Inggris yang akan diujikan hari ini. Dari data try out terakhir khusus mata pelajaran bahasa Inggris ini masih ada 1291 siswa yang rawan tidak lulus. Rinciannya jumlah ketidaklulusan terbanyak di sekolah swasta sebanyak 1189 siswa, di SMP negeri sebanyak 77 siswa dan SMP terbuka 25 siswa.
Anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris SMP kota Malang, Rena Roostiana mengingatkan untuk menjawab 50 soal bahasa Inggris siswa bisa mengalokasikan waktu empat menit untuk setiap mata pelajaran. Waktu tersebut bisa dimanfaatkan maksimal asalkan siswa fokus dan cermat dalam memahami bacaan. Untuk menjawab soal bahasa Inggris idealnya siswa bisa menemukan kunci jawaban dari bacaan.
“Jangan malas untuk kembali membaca setelah menemukan jawaban pada pilihan ganda, supaya jawaban yang dipilih adalah jawaban yang paling benar,” ungkap Rena.
Sementara itu hari kedua pelaksanaan UN SMP kemarin tidak ada laporan kendala teknis panitia UN di tiap sub rayon. Hanya saja satu siswa SMP Luar Biasa (LB) Bhakti Luhur dilaporkan ujian di rumah karena demam tinggi. Dan hari ini diperkirakan sudah bisa kembali mengikuti UN di sekolah.
“Kami sempat khawatir kalau sampai siswa tidak ikut UN, ternyata dia sanggup ujian di rumah dengan dijaga pengawas dan kepolisian,” ungkap Ketua Sub Rayon 15, Djoko Waluyo.

Di SMPN 18 Malang seorang pengawas sempat kebingungan karena lembar soal untuk siswa kurang satu lembar. Saat dicarikan di ruangan lain yang masih ada sisa ternyata ditemukan bahwa ada satu siswa yang mendapatkan soal rangkap. (ary/oci/eno)

Sumber:http://www.malang-post.com/index.php?option=com_content&view=article&id=29375:temukan-dua-peserta-un-smp-menikah&catid=67:edupolitan&Itemid=98
read more...

Suzuki Memasuki PG Krebet Baru Sebagai target Pemasran Terkoordinir

BULULAWANG – Suzuki menargetkan 10.000 unit motor terjual pada 2011 ini. Untuk mewujudkan impiannya itu, selain menciptakan produk terbaru, Suzuki juga menggandeng beberapa instansi dan perusahaan di wilayah Kabupaten Malang. Salah satunya adalah Pabrik Gula (PG) Krebet Baru, Bululawang.

Hal itu dikatakan Area Sales Supervesior Suzuki Malang, Sugiono, kepada Malang Post saat acara pembukaan giling tebu 2011 PG Krebet Baru, kemarin siang. Menurutnya, tahun ini Suzuki harus lebih membumi dengan masyarakat dan cara lebih mendekat lagi ke masyarakat lewat perusahaan yang nota bene memiliki banyak karyawan dan pekerja.

“Ada banyak perusahaan yang nantinya akan digandeng Suzuki. Berapa target perusahaan dalam setahun, kami tidak tahu, karena saat ini masih dalam penjajakan terlebih dahulu. Tetapi Suzuki menargetkan untuk plat N, 10.000 unit motor harus terjual pada tahun ini,” ungkap Sugiono.

Ada dua sepeda motor Suzuki yang baru dilaunching dan kini diperkenalkan ke masyarakat yakni Suzuki Shogun Axelo. Jenis bebek 125 cc yang memiliki keunggulan CDI Unlimitir sehingga bisa digeber RPM lebih dari 9800. Dimana bisa menambah akselerasi dan power yang lebih cepat dan besar dibandingkan dengan Shogun seri lama.

Dan satu produk baru lainnya adalah Suzuki Hayate, motor matic dengan berkemampuan 125 cc. Motor ini memiliki filter dan fasiltas kenyamanan untuk pengendara saat berada di jalan raya. Bagasi matic ini juga lebih besar sehingga bisa untuk tempat menyimpan helm. Juga memiliki dobel shock beker belakang.

Keuntungan bagi perusahaan sendiri, menurut Sugiono, adalah pendapatan sepeda motor merek Suzuki bagi perusahaan akan lebih muda. Khususnya bagi karyawan di perusahaan. Itu karena Suzuki akan memberikan paket khusus pada karyawan, dengan memberikan kemudahan pengangsuran. “Kami juga memberikan servis gratis kendaraan selama setahun,” ujarnya.(agp/eno)
read more...

Rossy Ratnaliyona Margareth Piecesha dari SMAN 1 Bululawang Mengikuti Gelar Akbar putri kartini

Gelaran akbar Putri Kartini 2011 akhirnya dimulai juga, sobat. Kemarin pagi, acara besar ini diawali dengan Technical Meeting (TM). Seluruh peserta yang jumlahnya 46 orang ini sudah touch up dan dress up komplit, loh. Sudah rapi dan cantik karena mereka memang ingin tampil dengan maksimal dan bisa memukau dewan juri yang meng-interview mereka.

Ternyata eh ternyata, nggak hanya penampilan mereka saja yang bisa menarik dewan juri yang terdiri dari Dewi Yuhana S.Psi, Abdul Halim dan Febrian Nur Annisa. Bakat yang mereka tampilkan di ruang interview juga membuat ketiga juri berdecak kagum.
Yup, para pesera Putri Kartini 2011 memang tidak hanya bermodalkan kecantikan fisik saja. Mereka juga berlomba-lomba menunjukkan bakat terbaik yang mereka miliki karena talent merupakan salah satu faktor penting penilaian. Nggak heran jika semuanya tampil penuh totalitas.

Dari pengamatan M-Teens, kebanyakan bakat yang ditampilkan oleh para peserta adalah menyanyi dan menari. Suara pesertanya bagus-bagus banget, sobat. Nggak kalah deh dengan suara penyanyi-penyanyi muda berbakat Indonesia. hoho.
Selain menyanyi, banyak juga yang menampilkan bakat menari. Tari yang ditampilkan oleh para peserta adalah tidak melulu modern dance. Tetapi banyak juga yang membawakan tarian tradisional seperti beskalan, remo dan masih banyak lagi. Ini membuktikan sobat bahwa bagi generasi muda kota Malang yang sudah modern namun mereka nggak melupakan budaya bangsa sendiri. Wah, salut deh buat para peserta Putri Kartini tahun ini.

Untuk aksi unjuk bakat ini, nggak sedikit peserta yang membawa peralatan dari rumah khusus untuk unjuk kebolehan di depan dewan juri. Salah satunya adalah Hany Noviya dari SMKN 4 Malang. Cewek yang memiliki bakat bermain pianika ini sengaja membawa dari rumah alat musik yang mirip piano namun ditiup ini.
Setelah gadis berdarah Cina ini masuk ke ruang interview, ia sudah bersiap untuk unjuk kebolehan di hadapan para dewan juri. Nggak sia-sia sobat perjuangannya membawa dari rumah pianika dan perlengkapannya untuk mendongeng karena dia telah berhasil membuat juri terhibur dan tertawa. “Aku tadi unjuk bakat story telling. Judulnya adalah ‘Nyanyian nenek’. Syukur tadi bisa berjalan dengan lancar,” ungkap cewek yang juga memiliki bakat fotografi ini.

Lain dengan Dahlia Permatasari dari SMPN 4 Malang. Cewek yang pernah membintangi iklan produk olahan sapi ini mengaku akan menampilkan bakatnya menjadi MC. Karena cewek yang satu ini nggak hanya gemulai berlenggak-lenggok di atas catwalk saja sobat, namun dia juga ahli dalam membius penonton. Hehe.
“Kebetulan aku sudah sering menjadi MC di berbagai acara. Apalagi kalau acara model gitu. Aku juga bisa nyanyi kok. Juga sering tampil di beberapa kesempatan,” cuap gadis berwajah ayu ini.

Kalau sobat M-Teens penasaran dengan unjuk bakat yang dibawakan oleh para peserta, jangan lupa datang di ajara grand final Putri Kartini 2011 yang akan digelar Minggu (8/5) mendatang di Jl Tugu. Memang tidak semua peserta akan unjuk bakat di hadapan penonton, tetapi sepuluh besar terbaik yang akan tampil dan menghibur kita. (ayu/nda)

Peserta dari Lawang sampai Dampit
Peserta Putri Kartini tahun ini tercatat mencapai angka 46 orang. Menariknya, para peserta yang ikutan gawe besar M-Teens Malang Post ini nggak hanya dari Kota Malang saja. Tapi banyak juga yang berasal dari Kabupaten Malang yang jaraknya berpuluh-puluh kilometer dari Kantor Malang Post yang terletak di Jl Sriwijaya 1-9. Di sisi utara yang paling jauh berasal dari Lawang, sementara di sisi selatan rekor dipegang peserta dari Dampit.
Wow! Menarik kan sobat. menariknya lagi nih, meski mereka datang dari jauh tapi mereka tetap semangat. Nggak telat datang dan yang pasti mereka sudah mempersiapkan bakat mereka dengan sebaik-baiknya. Perjuangan mereka benar-benar patut diacungi jempol sobat.
Salah satu peserta yang datang dari jauh adalah Ananda Silvi Ayu Eka. Pelajar SMPN 1 Tumpang ini mengaku datang dan mulai persiapan sejak pagi-pagi buta loh, sobat. “Kan karena rumahku agak jauh dari sini, jadi persiapannya juga harus lebih awal. Sejak pagi jam lima aku sudah mempersiapkan semuanya dengan maksimal,” jelas gadis ayu ini.

Cewek yang tergabung dalam salah satu agensi model di Malang mengatakan jika dia tertarik untuk mengikuti pemilihan Putri Kartini 2011 karena untuk mengasah bakatnya. Cewek ini memang patut diacungi bakat sobat. Karena selain cantik dia juga memiliki bakat lainnya sobat. “Aku nanti akan menampilkan bakat menariku. Karena aku juga bisa menari juga,” jelasnya.
Lain dengan Rossy Ratnaliyona Margareth Piecesha dari SMAN 1 Bululawang. Cewek yang akrab disapa Rossy ini mengatakan jika dia berangkat pukul 08.00 agar tidak telat mengikuti TM. “Kalau untuk make up-nya aku bisa cepat, kok.

Tapi kalau perjalanannya cukup memakan waktu juga,” terang juara I Indonesia model 2010 ini.
Ternyata peserta Putri Kartini 2011 banyak sekali yang dari Malang Selatan. Ini juga merupakan salah satu pembuktian sobat, bahwa walaupun dari Malang Selatan tapi banyak juga bibit-bibit potensi yang bisa mereka tampilkan. Dari SMAN 1 Kepanjen saja tercatat sebanyak lima peserta. Belum yang dari daerah lainnya seperti Yo Masenwa yang berasal dari SMPN 1 Dampit.

Salah satu peserta dari SMAN 1 Kepanjen. Maryam Ade Lina mengaku jika dirinya memang ingin mengikuti ajang seperti ini. Asal tahu aja sobat, Putri Kartini 2011 ini memang menjadi ajang perdana baginya. “Aku nggak pernah ikut pemilihan seperti ini. Tapi aku harus yakin walau aku yang nggak ada basic model juga patut ikut pemilihan seperti ini,” ungkapnya.

Lina mengungkapkan jika selama proses interview dan menunggu giliran untuk unjuk bakat, dia harus tetap menjaga keoptimisan, walaupun banyak saingan yang dia anggap cukup berat karena tidak hanya cantik tapi juga memiliki prestasi yang bejibun.
“Semua orang kan pasti dibekali dengan bakat, dan di sini aku juga ingin mengembangkan bakatku,” jelas cewek yang juga anggota OSIS ini.
Laudza Najuba yang juga berasal dari SMAN 1 Kepanjen mengatakan jika sebelumnya cewek ini juga pernah mengikuti pemilihan seperti ini. Hanya bedanya, jika pemilihan yang dia ikuti lingkupnya hanya dari dari satu sekolah. Berbeda dengan pemilihan yang dia ikuti kali ini yang mencakup Malang Raya. “Dulu juga pernah ikut Pemilihan Putra dan Putri SMANEKA. Dan aku jadi wakil I Mbak SMANEKA 2011,” terangnya.

Sementara itu, Anandita Wardani yang berasal dari almamater yang sama mengatakan jika dengan dirinya mengikuti ajang seperti ini bisa dipakai untuk pembuktian bahwa nggak hanya warga Kota Malang saja yang bisa ikut pemilihan yang diadakan di Kota Malang. “Kalau aku melihat, di Kabupaten itu sedikit dari remaja yang membaca koran. Kalau aku jadi Putri Kartini, mungkin aku akan benar-benar menumbuhkan budaya baca Koran. Terutama baca M-Teens Malang Post,” jelas gadis ini. Sippp! (ayu/nda)

Sumber
read more...

Akan Dibangun Dua Pabrik Gula

MALANG-Petani tebu di Kabupaten Malang bakal mengalami kenaikan pendapatan perkapita. Saat ini Kabupaten Malang dilirik menjadi lokasi pembangunan dua pabrik gula dari perusahaan berbeda. Yakni rencana investasi pabrik gula milik Duta Plantation serta rencana pembangunan pabrik milik PT Rajawali.
Dari dua rencana investasi itu, PT Rajawali yang terlihat lebih serius dalam realisasi pembangunan. Hal itu ditegaskan oleh Ir Purwanto Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Pemkab Malang, kemarin. Menurut Purwanto, PT Rajawali sudah melakukan feasibility study (FS) terhadap rencana pembangunan pabrik gula di Kabupaten Malang.
“Yang sudah jelas adalah dari Rajawali karena sudah melakukan FS, hanya saja Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) meminta agar FS dilakukan oleh Sucofindo,” terang Purwanto.
Mengenai rendemen tebu, kata Purwanto saat ini dua pabrik gula yakni PG Krebet dan PG Kebonagung baru saja melakukan giling. Rendemen masih rendah sebab kualitas tebu dari petani masih terpengaruh musim penghujan. Dia menargetkan pada pertengahan tahun nanti rendemen sudah bagus mencapai poin tujuh.

“Target rendeman kita tujuh, kalau awal giling seperti ini memang biasanya rendah apalagi karena cuaca sedang hujan,” tegasnya.

Namun persoalan yang mempengaruhi rendemen bukan melalui mengenai air yang disebabkan penghujan. Kata Purwanto jenis varietas yang ditanam oleh para petani juga mempengaruhi harga beli oleh pabrik gula. Saat ini para petani lebih suka menggunakan varietas jenis BL (Bululawang).
“Rendemen juga dipengaruhi varietas, kalau bagus maka harganya juga bagus,” pungkasnya.

Sementara itu seorang petani tebu sekaligus anggota DPRD Kabupaten Malang Purnomo Anwar berharap investasi itu didukung oleh Pemerintah. Menurut dua, dengan munculnya pabrik gula yang baru maka pendapatan perkapita para petani tebu di Kabupaten Malang bakal meningkat.

“Untuk menaikkan pendapatan perkapita petani tebu jalan satu-satunya adalah harus ada pabrik gula baru,” tegasnya.

Mengenai investasi Duta Plantation, politisi Golkar itu menegaskan bahwa pihak DPRD sudah membantu. Saat ini tawaran investasi dari Duta masih melalui proses perizinan di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Jakarta. Sebagai tindaklanjut dari investasi itu, kata Anwar DPR-RI juga melakukan peninjauan beberapa waktu lalu.
“DPR-RI menanyakan berapa areal tebu di Kabupaten Malang, apakah dengan munculnya pabrik gula yang baru nanti produksinya bisa mencukupi,” pungkasnya.(ary/jon)
read more...

Jambret Kalung Dihakimi Massa Di Bululawang

Astoko
BULULAWANG-Aksi perampasan kalung emas atau jambret yang sering terjadi di jalanan, menguncang wilayah hukum Polres Malang, kemarin. Pelakunya, Astoko, 25 tahun, warga Dusun Klakah Desa Patokpicis Kecamatan Wajak.

Astoko ditangkap dan dihajar massa setelah menjambret kalung emas seberat sepuluh gram milik Khusni Indah Amalia, 24 tahun warga Jalan Surapati RT 13 RW 4 Kecamatan Bululawang. Khusni Indah dengan berani menarik baju pelaku hingga terjatuh dari motornya saat hendak kabur. Satu pelakunya lagi berinisial PT, berhasil lolos dari kepungan massa.

Modus yang dilakukan komplotan pelaku tergolong rapi karena ada pembagian tugas dalam melancarkan aksinya. Mereka menaiki sepeda motor Vega nopol N 5408 ES untuk datang ke tempat kerja korban. Korban adalah pekerja warnet dan kafe milik Mutmainah, 28 tahun, di jantung Bululawang.
Sampai di depan warnet, PT duduk di atas sepeda motor sedangkan Astoko memesan dua ice juice. Khusni Indah membuat ice juice kemudian membawa dua gelas untuk diberikan kepada Astoko. Saat itulah pelaku beraksi dan merampas kalung yang dikenakan Indah hingga putus.

Dalam waktu singkat Astoko berhasil naik dalam boncengan PT dan bersiap kabur. Namun rupanya, Indah dengan keberanian berlari ke arah pelaku dan menarik jaket Astoko. Pelaku terjatuh kemudian berlari dan meninggalkan sepeda motor yang ambruk.

Mereka kocar-kacir lantaran Indah berteriak sehingga mengundang warga sekitar warnet ke lokasi. Astoko memilih kabur kemudian tiarap di kebun singkong, sedangkan PT pergi ke jurusan lain. Warga sebetulnya sempat kehilangan jejak kedua pelaku, namun apesnya persembunyian Astoko diketahui anak kecil.

Pemuda itu dihajar massa, malah telinga kirinya cuil diperkirakan kena gigitan warga yang kalap. Polisi yang datang ke TKP membuat aksi penghakiman itu berhasil diredam. Rupanya dihadapan polisi, Astoko mengaku pernah mencuri diberbagai tempat. Diantaranya mencuri sapi di Kecamatan Dampit dan di Kecamatan Wajak. Bahkan dia juga pernah mencuri rokok di Desa Blayu Wajak serta mencuri ayam di kecamatan yang sama.
“Dia dihakimi warga, saat ini kami kembangkan dengan mengejar tersangka lain berinisial PT. Kemungkinan aksi perampasan itu juga pernah dilakukan di TKP lain,” papar Kapolsek Bululawang Kompol Mujiono, kemarin.(ary/jon)

SUmber
read more...

30 April 2011

Disnaker Lambat Selesaikan Kasus Asindo

 MALANG – DPRD Kab. Malang menuding Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) setempat lamban menyelesaikan kasus perselisihan perburuan di pabrik PT Asindo Karsa Jaya. Kasus ini dipicu PHK sepihak terhadap 84 karyawan di sana dengan pesangon relatif kecil.

Atas kebijakan manajemen itu, para buruh di sana menggelar aksi demo setelah persilisihan itu tak kunjung selesai, meski sudah berlangsung hampir 6 bulan. Atas kasus ini, Budi Kriswiyanto, anggota Komisi B DPRD Kab. Malang mendesak Disnaker segera menyelesaikan persoalan ini sehingga tidak bnerlarut larut dan tidak menimbulkan kerugian pada kedua belah pihak dan masyarakat. “Coba difasilitasi ketiganya untuk duduk satu meja biar ada solusi terbaik. Perselisihan itu tak merugikan kedua pihak juga berimbas ke masyarakat, seperti adanya demo yang menganggu kenyamanan dan ketertiban,” ungkapnya, Rabu (20/4) pagi tadi.

M. Yahya(27) karyawan bagian produksi mengaku sudah bekerja sepuluh tahun, tiba-tiba tanpa mengetahui kesalahannya di PKH dengan mendapat pesangon Rp 1,7 juta. Padahal sebelumnya, karyawan dengan masa kerja sama yang bernasib sama, telah mendapat pesangon Rp 24 juta.
Yahya, yang juga bertindak sebagai kordinator aksi ini menambahkan kali ini pabrik mem-PHK 84 karyawan. Pihaknya tidak bisa menerima putusabn sepihak itu, sehingga menggelar aksi demo dengan mendapat dukungan dan simpati warga sekitarnya. “Kami melakukan aksi, setelah advokasi dari SPBI tidak menunjukkan kejelasan,” ujarnya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang Djaka Ritamtama dari hasil pertemuan anatara manajement dengan para buruh serta Disnaker untuk mengambil kesepakatan hari ini di suatu tempat tertentu.
Menurutnya karyaran yang di PHK sepihak itu meminta dipekerjakan kembali di perusahaan tersebut. Dalam kasus perburuan ini, pihak berpatokan pada Undang Undang no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

Sementara itu, Kepala Disnaker Djaka Ritamtama mengatakan sudah terjadi kesepakatan dengan warga dan para karyawan yang sudah diPHK . Mereka melakukan usulan yang tidak tertulis dimana akan dibawah ke pihak manajemen .

Dalam pertemuan itu dilakukan di Dusun Sentulan Desa Krebet Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang dengan dihadiri Kepala Desa Krebet serta perwakilan warga. Dalam kesepakatan warga yang terimbas dari bau cair dari limbah akan mendapatkan kompensasi berupa fasilitas umum serta MCK serta perbaikan gorong gorong dimana akan disampaikan ke manajement tanggal 20 april 2011.

Sedangkan kesepakatan dengan karyawan yang mengabdi kerja di 5 tahun ke atas akan mendapatkan uang pesangon 3,5 juta. Karyawan yang sudah bekerja 9 tahun ke atas akan mendapatkan uang pesangon 6 juta. “tetapi tetap akan dilalaui melalaui mekanisme melalaui rapat tri partit,” bebernya. md3
read more...

Rajawali Nusantara Indonesia Akan MEnambah PAbrik Gula Di Malang

Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) siap mendirikan pabrik gula di wilayah Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, untuk memperbesar kapasitas produksi pabriknya.

Bupati Malang Rendra Kresna menyampaikan RNI dan PT Sucofindo sudah melakukan survei di Kalipare. Hasilnya, Rajawali siap menginvestasikan sekitar Rp 1 triliun untuk pembangunan pabrik gula di atas lahan seluas 200 hektare.

“Namun belum bisa kami pastikan desa yang menjadi lokasi pendirian pabriknya karena masih harus menunggu studi kelayakan selesainya. Kami harapkan pada 2012 pabrik gula baru itu sudah bisa beroperasi,” kata Rendra, Selasa (26/4).

Rencananya, pabrik gula milik RNI berproduksi sebanyak 8 ribu ton per hari. RNI memang ingin menambah kapasitas produksi pabriknya dari 32.900 ton per hari menjadi 42.650 ton per hari untuk memenuhi besarnya kebutuhan gula dalam negeri.

Rendra sangat berharap, dengan kapasitas produksi sebanyak ini, akan terserap sekitar 700 pekerja tetap dan 2.500 pekerja musiman, sekaligus mampu menyerap produksi gula dari kecamatan lain di luar Kalipare, seperti Kecamatan Bantur, Kecamatan Sumberpucung dan Kecamatan Donomulyo, serta Kecamatan Wlingi (Kabupaten Blitar) yang berbatasan dengan Kabupaten Malang.

Selama ini produksi tebu terserap oleh PG Kebonagung di Desa Kebonagung, Kecamatan Pakisasi, dan PG Krebet Baru di Desa Krebet, Kecamatan Bululawang. Jika ada kelebihan, maka dikirim ke pabrik gula lain di Jawa Timur, seperti tiga pabrik gula di Sidoarjo (Candi, Krembung, Toelangan) dan PG Gempol Kerep di Kabupaten Mojokerto.

Menurutnya, keberanian RNI berinvestasi membuktikan Kabupaten Malang sangat menarik bagi investor. Sejak 2006 hingga triwulan pertama tahun ini, realisasi penanaman modal di Kabupaten Malang mencapai Rp 6,25 triliun, sebesar Rp 4,34 triliun di antaranya merupakan jumlah penanaman modal tahun 2006.

Rendra memastikan pemerintahannya sangat siap menerima investor pabrik gula. Sejak 2010 pemerintah setempat sudah menyiapkan 261 ribu hektare lahan tanaman tebu baru untuk memenuhi program swasembada gula nasional. Saat ini Kabupaten Malang memiliki lahan tanaman tebu seluas 139 ribu hektare.

PG Kebonagung dan PG Krebet Baru masing-masing baru mampu memproduksi 115 ribu dan 175 ribu ton gula per tahun atau baru menyumbang sekitar 20 persen dari seluruh produksi nasional yang sekitar 2,6 juta ton. Namun, konsumsi gula nasional justru mencapai 4,6 juta ton per tahun sehingga terdapat kekurangan 2 juta ton gula lagi.

Bersama Banyuwangi, Mojokerto, dan Tuban, Kabupaten Malang diminta pemerintah pusat untuk membantu program swasembaga gula nasional. Di luar Jawa Timur, masih ada 11 daerah lagi yang diproyeksikan menjadi sentra swasembada gula nasional pada 2014.
read more...

Dikira Bau Bangkai Tikus ternyata Mayat Manusia


INILAH.COM, Malang- Tewasnya Sueb (52), warga Jalan Kauman RT19/RW05, Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Jumat (29/4/2011) siang diyakini warga sekitar sudah lebih dari empat hari. Pasalnya, Sueb sudah tidak kelihatan batang hidungnya sejak Minggu 24 Januari lalu.

Wihana (43), tetangga Sueb saat ditemui di lokasi kejadian mengatakan, korban sudah tidak terlihat sejak Minggu. Namun, pada Sabtu malamnya, sejumlah warga masih melihatnya begadang di kampung.

"Perkiraan kami korban sudah meninggal di dalam kamar pada hari Minggu," ungkapnya.

Wihana menegaskan, sejak korban tidak terlihat, rumah korban selalu tertutup rapat. Jika malam, lampu rumah mati. Hanya ada cahaya lampu dari dalam kamar korban. Itupun, tidak terlihat karena jendela kamar tertutup rapat.

Hal yang sama juga ditegaskan Nuryati. Perempuan 35 tahun yang tinggal di samping rumah korban mencium bau menyengat. "Warga memang mencium bau yang menyengat sejak tiga hari lalu. Saya kira bau menyengat itu berasal dari bangkai tikus. Nggak tahunya korban sudah tewas dengan kondisi membusuk," terang Nuryati.

Sementara itu, menurut pengakuan Rudi (26), mantu keponakan korban yang tinggal satu desa, tiga hari lalu anak angkat korban bernama Amin sempat datang menjenguk. Tapi, karena pintu rumah tertutup rapat, Amin akhirnya kembali pulang karena dikira korban sedang bepergian.

"Rabu lalu anak angkatnya datang kesini. Tapi, rumah dalam keadaan terkunci rapat. Pasalnya, korban memang kerap tidak ada di rumah," beber Rudi saksi mata sekaligus pemuda yang menemukan jasad Sueb pertama kali.

Menurut Rudi, korban tinggal sendirian di rumah setelah istrinya meninggal dunia empat bulan lalu karena sakit diabetes. Rudi bahkan pernah mengajak Sueb tinggal di rumahnya. Sebagai saudara, ia tidak tega membiarkan Sueb tinggal seorang diri. Namun, permintaan Rudi ditolak korban karena alasan takut merepotkan keluarga Rudi.

"Istrinya baru saja meninggal. Beberapa hari lalu menginjak 100 harinya. Korban memang punya sakit darah tinggi dan diabetes.(beritajatim.com/ndr)
read more...

29 April 2011

Foto - Foto MINU Bululawang







read more...

Foto - Foto SMA AN-NUR




read more...

Foto - Foto SMPNU Bululawang

Gedung SMPNU Bululawang

Upacara SMPNU Bululawang
Senam Pagi SMPNU Bululawang

Gedung Perpustakaan SMP NU Bululawang
read more...

Foto Pengasuh PP AN-NUR II

read more...